Selasa, 31 Maret 2015

Danau Tolire, Maluku


Tolire adalah danau yang berlokasi di Pulau Ternate, Provinsi Maluku Utara. Lokasinya persis berada di selatan Gunung Gamalama. Ada dua danau di sini, yaitu yang besar bernama Tolire Besar (lamo) dan yang kecil bernama Tolire kecil (ici) dan keduanya hanya berjarak sekira 200 meter. Dari masa ke masa, volume air danau ini tidak tampak berkurang atau bertambah. Air Danau Tolire dikatakan nyaris tak beriak dan saat musim panas akan berubah warnanya menjadi hijau pekat serta menjadi coklat saat musim penghujan. 


Danau Tolire Besar bentuknya menyerupai loyang raksasa dengan kedalaman dari puncak bukit ke pemukaan airnya mencapai 50 meter dengan luas 5 hektare. Sementara itu, kedalaman danau ini belum diketahui namun masyarakat sekitar percaya dasarnya yang amat dalam itu berhubungan langsung dengan Laut Ternate. Danau Tolire biasa disebut juga Tolire Gam Jaha yang artinya ‘lubang kampung tenggelam’. Nama tersebut diarahkan pada pembentukannya dahulu kala. Menurut cerita masyarakat, Danau Tolire terbentuk saat gempa melanda akibat erupsi Gunung Gamalama pada 1775. 


Saat itu, guncangan bumi yang kuat terjadi tepat di sebuah desa bernama Desa Soela Takomi dan menimbulkan letusan uap panas menyertai erupsi sehingga desa tersebut terbenam ke bawah bumi seiring terbentuknya dua dua danau tersebut. Meski danau ini menjadi habitat banyak ikan dan burung namun warga sekitar tidak berani mengambil atau berburu di sekitarnya karena di danau tersebut diyakini dihuni dan dijaga buaya gaib yang berukuran belasan meter. Buaya putih tersebut hanya sesekali menampakkan diri di permukaan tengah danau dan tidak semua orang bisa melihat kehadirannya. Selain cerita mistis, Danau Tolire bagi masyarakat Ternate dipercaya sebagai tempat membuang harta berharga penduduk Ternate yang dahulu coba dirampas tentara Portugis. Konon ada pula cerita berkembang bahwa harta tersebut memang diatur pihak Kesultanan Ternate untuk disimpan di dasar danau agar tidak bisa ditemukan tentara Portugis.


AKOMODASI
Kota Ternate terbilang modern dan memiliki banyak penginapan beragam tipe yang dapat Anda pilih sesuai kebutuhan. Kota pulau ini juga tidak terlalu besar dimana bisa dikelilingi dengan kendaraan selama 2-3 jam.


KULINER
Warisan budaya dari Kesultanan Ternate salah satunya adalah ragam kuliner yang telah menyebar ke banyak daerah di sekitar Halmahera, Sulawesi, bahkan hingga ke Papua. Kota Ternate tentunya menyediakan banyak tempat untuk Anda mencicipi kelezatan kulinernya. Gohu ikan khas ternate dibuat dari ikan tuna mentah. Makanan ini banyak dikatakan orang sebagai sashimi dari Ternate. Gohu ikan tersebut dibuat dari ikan tuna dan bila sedang tidak musim maka gantinya ikan cakalang sekalipun teksturnya tidak semulus tuna namun tetap lezat. Harga seporsi makanan ini biasanya Rp30.000,-. Gatang kanari juga bila Anda coba bila berminat dan hanya tersedia di beberapa restoran khusus. Meski terbilang makanan mewah dan mahal harganya tetapi kuliner ini termasuk yang paling diburu wisatawan saat menyambangi Ternate. Harganya antara Rp750.000,- hingga Rp 1 juta lebih. Ada juga pupeda atau di Maluku dan Papua disebut papeda. Makanan ini berupa sagu yang dimasak dengan air dan teksturnya mirip lem kanji. Pupeda biasanya disantap bersama ikan kuah soru (ikan asar) yang diasap dengan api gonofu atau sabut kelapa.


TRANSPORTASI
Untuk mencapi danau ini lokasiya tidak begitu jauh sekira 10 menit dari Kota Ternate. Anda dapat menyewa kendaraan atau pun ojek hingga tiba di sisi selatan kaki Gunung Gamalama. Mobil sewaaan kisaran harganya mulai Rp250.000,- per hari, sementara untuk ojek sepeda motor tarifnya mulai Rp10.000,- per jam.


KEGIATAN
Menikmati panorama danau yang mirip mangkuk raksasa ini dari area pandang dapat menjadi kegiatan utama melengkapi pengamatan pada beragam burung yang terbang di atasnya. Ada kegiatan khusus bagi pengunjung dapat dilakukan di Danau Tolire. Biasanya diberi kesempatan untuk melempar batu beberapa butir dari atas area pandang ke bawah permukaan danau. Kabarnya hanya sebagian mampu melempar batu dan jatuh di permukaan airnya. Batu-batu tersebut dijual di sekitar area tersebut seharga Rp1.000,- untuk lima butir.


BERKELILING
Gunakan perahu nelayan atau speed boat sewaaan untuk berkeliling di sekitar Kepualuan Gura Ici. Waktu sesaat sebelum pulang ke Ternate dapat Anda sambangi Pulau Pulau Gunange yang ukurannya lebih besar dari Pulau Lelei namun jumlah penduduknya lebih banyak. Warganya banyak yang memelihara kambing di pinggir pantai. Anda dapat membeli ikan dari nelayan setempat lalu membakarnya langsung di pinggir pantai. Jangan sungkan meminta bantuan nelayan setempat untuk mengolahnya langsung dengan peralatan sederhana, yaitu pembakaran dengan cangkang kelapa dan alas daun untuk piringnya. 


Makanlah ikan itu dengan bumbu atau kecap manis. Anda dapat pula menyambangi Pulau Makean atau Pulau Kenari dimana memang di sini merupakan penghasil kenari terbesar di Maluku Utara. Beli dan cicipi langsung buah kenari di pulau ini dari warga seharga Rp50.000,- per kilonya. Buah kenari tidak mudah untuk dibuka, ada tiga lapis keras cangkang yang perlu dikupas memukulnya dengan batu untuk dimakan biji terdalam yang berwarna putih. Raja buah kenari cukup gurih dimakan langsung. Sejak dahulu masyarakat Maluku memanfaatkan buah kenari untuk membuat bahan campuran pembuat kue dan juga obat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar