Senin, 09 Maret 2015

Desa Kedisan, Bangli Bali



Inilah desa wisata yang disebut-sebut sebagai tempat ideal untuk menikmati panorama sekitar Danau Batur dengan latar Gunung Batur yang megah dari dekat. Apabila Penelokan menawarkan pesona alam Batur dari tempat yang lebih tinggi maka Desa Kedisan menyuguhkan keindahan alam Batur dari sudut yang berbeda yang tentunya tak kalah indah. Kedisan tepatnya terletak di kawasan wisata Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Desa Kedisan adalah salah satu dari 15 desa di Kecamatan Kintamani yang disebut sebagai Wingkang Ranu. Kedisan berada di tepi Danau Batur  dan merupakan daerah pegunungan berelief kasar dengan kemiringan lereng antara 30 – 70%. Kedisan juga dikenal sebagai daerah yang subur karena lahannya bercampur abu vulkanik Gunung Batur. Karenanya tak heran apabila kawasan yang memiliki banyak lahan pertanian ini dihuni oleh penduduk yang profesinya adalah petani. Beberapa komoditi khas kawasan ini meliputi bawang merah, kubis, cabe, tomat, dan lainnya. 


Potensi kekayaan Danau Batur juga mengundang sejumlah penduduk berprofesi sebagai nelayan. Ikan air tawar yang banyak terdapat di Danau Batur diantaranya adalah mujair dan nila. Ciri khas lain dari desa yang namanya tersebut di plat tembaga berangka abad ke-11 yang di temukan di Desa Trunyan ini adalah terdapatnya dermaga yang menjadi titik tolak untuk berpesiar dengan perahu di Danau Batur atau untuk menyeberang ke Desa Trunyan yang dikenal karena makam tradisionalnya. Di tepian dermaga, nampak perahu-perahu kecil tertambat dan berbaris rapi. Pemandangan Gunung Batur dan Danau Batur yang bentuknya serupa bulan sabit dipadu dengan alam pegunungan tropis yang hijau serta udara yang sejuk menjadikan Desa Kedisan sebagai tempat yang layak dikunjungi selama berada di Kintamani atau Bali. Selain itu, terdapat sebuah restoran apung di desa ini yang langsung terentang ke Danau Batur. Saat berada di restoran ini, bersiaplah menikmati pemandangan alam Batur yang megah, udara pegunungan yang sejuk, ayunan arus danau, serta makanan lezat yang berkolaborasi menciptakan suasana romantis dan eksotis yang mengesankan.

AKOMODASI
Terdapat sejumlah akomodasi di Desa Kedisan, seperti hotel dan vila, kios makanan, toko suvenir, pasar, terminal bemo, pelabuhan kapal, dan lain sebagainya.


TIPS
Desa Kedisan adalah kawasan pegunungan relief kasar; pilihlah pakaian dan sepatu nyaman dan sesuai untuk mengunjungi kawasan pegunungan. Saat terbaik mengunjungi kawasan ini adalah saat musim panas, mengingat jalur yang Anda lalui dan jalur pendakian ke Gunung Batur cenderung lebih licin saat musim penghujan. Apabila Anda menyambangi Desa Trunyan untuk melihat tradisi penguburannya yang unik maka Anda perlu memerhatikan calo atau pihak-pihak yang menawarkan tur ke Desa Trunyan. Beberapa diantara mereka akan menawarkan jasa dengan cara memaksa dan menagih sejumlah bayaran ekstra atas jasa yang mereka berikan.  Anda cukup menolaknya dengan tegas namun sopan.


KEGIATAN
Sebagai desa wisata, Kedisan mengandalkan potensi kekayaan dan keindahan alam dan udara pegunungannya yang  hijau dan sejuk.  Danau Batur sendiri merupakan danau terbesar di Bali dan berada di kawah Gunung Batur. Tempat ini dapat dicapai melalui Desa Kedisan. Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan selama berada di kawasan Kedisan, diantaranya adalah trekking, mengarungi Danau Batur, bersepeda mengelilingi danau yang berpanorama indah, dan lain sebagainya. Restoran apung yang merupakan bagian dari sebuah resor dapat dikatakan sebagai ikon Desa Kedisan dan tak boleh dilewatkan. Restoran apung yang sebagian wilayahnya memang terapung di Danau Batur ini menawarkan sensasi makan di tengan danau dengan pemandangan alam memukau. Kesan romantis dan manis mungkin akan langsung Anda rasakan saat berada di restoran apung berlatar Gunung Batur dan keelokan alam tropis pegunungan. Alunan arus danau mungkin sesekali akan terasa saat Anda menyantap sajian makanan yang sebagian besar menunya adalah ikan air tawar. 


Ikan air tawar yang dimasak dan disuguhkan dengan berbagai cara (dibakar atau digoreng) tersebut merupakan hasil kekayaan dari Danau Batur. Biasanya ikan yang paling banyak terdapat di danau dan yang dijadikan menu pilihan adalah ikan nila dan mujair. Mengingat letaknya yang berada di kaki Gunung Batur, desa ini dapat dijadikan tempat singgah sebelum mendaki puncak Batur. Desa ini juga hanya berjarak sekira 6 kilometer dengan Toya Bungkah yang juga biasa dijadikan sebagai titik pendakian Gunung Batur. Toya Bungkah juga terkenal karena  memiliki pemandian sumber mata air panas yang dapat merelaksasi otot dan dipercaya berkhasiat untuk kesehatan kulit. Desa Kedisan terletak tak jauh dari (di bawah) Penelokan yang disebut-sebut sebagai tempat melihat keindahan Batur dari tempat yang lebih tinggi. Dermaga kecil dibangun di Desa Kedisan, tepat di tepian Danau Batur. Dermaga ini adalah titik untuk memulai penyeberangan atau tur berkeliling danau. Terdapat banyak perahu kecil yang siap mengantar Anda selama kurang lebih 2 jam perjalanan berkeliling dan kembali lagi ke Desa Kedisan. Dari dermaga ini pulalah, Anda dapat menyeberang menuju Desa Trunyan yang terkenal dengan tradisi penguburannya yang unik. Mayat di desa ini tidak dikremasi seperti yang dilakukan oleh orang Bali kebanyakan, melainkan disimpan di sebuah batu besar yang memiliki cekungan 7 buah. Uniknya mayat tidak akan berbau busuk sebab konon pohon Taru Menyan yang ada di kawasan tersebut menetralisir baunya. Untuk menikmati wisata budaya di Desa Kedisan, jadwalkan liburan Anda ke desa cantik ini di bulan Agustus atau September. 


Pada bulan tersebut, diadakan prosesingusabha tegen yang dilaksanakan setahun sekali. Upacara tersebut adalah bentuk syukur penduduk desa kepada dewi kesuburan yang ber-istana di Pura Dalem Prajapati. Ribuan warga desa akan memikul banten teganan (sesaji) ke lokasi upacara sebagai persembahan. Sesajen tersebut biasanya berupa sayur-sayuran, buah-buahan, ikan dan lain sebagainya. Khusus untuk upacara ini, ikan dan makanan lain yang dipersembahkan tidak boleh dimasak dengan cara digoreng, melainkan harus dikukus atau dibakar. Dikatakan juga sesajen wajib dipersembahkan seluruh kaum laki-laki yang ada di Desa Kedisan dengan isi sesaji dari banten tegenan serba dua puluh. Harapannya, selain sebagai bentuk pemujaan, penduduk juga memohonkan diberikan keselamatan dan kemakmuran. Upacara ini telah dilangsungkan secara turun-temurun selama bertahun-tahun dan tradisi ini tersurat pada lontar siwa purana. Uniknya, saat prosesi upacara ini berlangsung maka akan dilaksanakan pula tradisi cacah jiwa oleh seluruh masyarakat dengan cara membayarkan uang kepeng. Dari uang kepeng yang terkumpul, jumlah masyarakat Desa Kedisan dapat diketahui. Uang kepeng hasil cacah jiwa yang terkumpul kemudian akan ditanam dihalaman pura dengan maksud agar jumlah masyarakat tersebut tersampaikan kepada Ida Bhatara yang bersemayam di Pura Dalem. Desa Kedisan juga merupakan salah satu desa penghasil kerajinan patung dari kayu. Anda dapat menemukannya di Banjar Bayad, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. 


Berbagai jenis patung seperti  patung Buddha, patung binatang seperti kucing, gajah dan lainnya dipahat para pengrajin dari Belalu Bali (albesia). Saat mengunjungi kawasan pengrajin kayu ini, Anda dapat langsung menyaksikan proses pembuatannya, mulai dari pemilihan kayu, proses mengukir, pengecatan, hingga tahap penyelesaian akhir pembuatan patung. Selain patung, para pengrajin juga membuat kerajinan mozaik yang berbahan dasar kaca. Kerajinan patung di Desa Kedisan sudah ada sejak 1970-an. Masyarakat pelestari Kesenian Gambuh juga berada dan bernaung di bawah naungan Desa Adat Kedisan. Kesenian Gambuh adalah sejenis kesenian tari yang melibatkan sejumlah penari dan pemain gamelan yang perlu dilestarikan. Masyarakat pelestari kesenian ini terkumpul dalam sebuah organisasi (sekaa) yang bernama Sekaa Gambuh Kaga Wana GiriKaga Wana Giri memiliki arti burung yang terdapat di sebuah gunung yang berhutan. Nama kaga adalah sama artinya dengankedis, yaitu nama burung yang  merupakan nama dari Desa Kedisan. Wana adalah alas (hutan), semetaran giri adalah gunung.


TRANSPORTASI
Berjarak sekira 60 kilometer dari Denpasar, Desa Kedisan dapat dicapai dengan berkendara sekira 1 jam perjalanan. Anda dapat menyewa mobil dari Bandara Ngurah Rai untuk sampai ke kawasan pegunungan yang sejuk ini. Berbeda dengan kawasan lain di Bali yang menawarkan wisata pantai, Desa Kedisan dan desa lain di kawasan sekitar Batur menawarkan pesona alam pegunungan yang megah dan hijau berikut keindahan danau yang berbentuk bulan sabit, Danau Batur. Setibanya di Desa Kedisan, Anda dapat bersepeda mengelilingi danau atau bahkan trekking. Untuk menjelajahi danau yang terbesar di Bali ini, terdapat perahu-perahu kecil di demaga Kedisan yang siap mengantar Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar