Orang Bali dikenal dunia memiliki kehandalan dan citarasa seni yang tinggi namun sayangnya banyak karya seni Bali justru menghilang dari Indonesia dan ditemukan di luar negeri. Dari kekhawatiran itulah inilah masyarakat Bali bersama dengan pelukis Belanda, Rudolf Bonnet, mendirikan museum untuk menyimpan karya-karya seni agar tetap berada di negara asalnya dan seniman pun tidak kehilangan identitas mereka sebagai seniman Bali. Museum Puri Lukisan awalnya adalah sebuah yayasan yang disebut Pita Maha, dibangun pada 1936 oleh Rudolf Bonnet bersama Tjokorda Gde Agung Sukawati (Raja Ubud 1910-1978) dan saudaranya Tjokorda Gde Raka Sukawati, serta beberapa pelukis terkenal. Yayasan ini memiliki 125 anggota yang tersebar di seluruh dunia. Kegiatan yang dilakukan diantaranya pertemuan mingguan dengan pelukis atau pemahat kayu di Ubud untuk membahas seputar karya mereka. Lepas Perang Dunia II, terbentuklah organisasi baru yang diberi nama Ubud Painters Group atas prakarsa I Gusti Nyoman Lempad bersama dengan Tjokorda Gde Agung Sukawati dan Rudolf Bonnet.
Ketika banyak seniman Bali yang mulai bergabung, sejak itulah kebutuhan akan museum seni tradisional Bali mulai terasa. Upacara peletakkan batu pertama untuk Museum Puri Lukisan diresmikan oleh Mantan Perdana Menteri Ali Sostroamidjoyo. Museum ini dipimpin oleh Tjokorda Gde Agung Sukawati, sedangkan Rudolf Bonnet bertugas sebagai kurator. Dukungan yang besar dari Mantan Gubernur, Sarimin Reksodiharjo, juga sangat berpengaruh pada perkembangan museum ini. Lalu pada 1956, Museum Puri Lukisan resmi dibuka untuk umum oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Yamin. Koleksi lukisan dimulai dari sumbangan milik Rudolf Bonnet, disusul oleh koleksi-koleksi milik para seniman yang mendukung perkembangan museum, juga beberapa karya yang diperoleh dengan cara dibeli. Museum ini menampilkan indahnya lukisan dan ukiran kayu yang tak ternilah harganya. Pada 1982, dibangun lah sebuah gedung khusus yang disebut East Building sebagai ruang pameran temporer. Kini Museum Puri Lukisan berkembang sebagai tempat yang aktif mengorganisir pameran seniman lokal. Adapun lukisan yang terdapat di sini antara lain lukisan asal Batuan, Ubud, yang cenderung menggambarkan kehidupan sehari-hari namun melalui wujud-wujud yang menakutkan seperti hantu ataupun penyihir. Lukisan ini didominasi gradasi warna hitam sehingga menciptakan kesan yang suram. Koleksi lain adalah lukisan Sanur yang menampilkan gambar-gambar erotis, kehidupan bawah laut, hewan dan kerajaan sebagai cerminan harmonisasi antara kehidupan manusia dengan lingkungan di sekitarnya. Sementara untuk koleksi ukiran kayu modern, museum ini menyimpan karya-karya milik Ida Bagus Nyana yang dikenal menghasilkan ukiran bentuk tubuh manusia yang menakutkan, juga karya milik Tjokot yang terkenal akan eksploitasi batang dan cabang yang ditransformasikan menjadi hantu serta tokoh-tokoh setan. Semangat Pita Maha dipelihara baik dari generasi ke generasi sehingga lahirlah banyak seniman ukiran kayu seperti I Muja, I Sama, I Sukanta Wahyu, I Widia dan masih banyak lagi.
AKOMODASI
Semua jenis akomodasi dapat dengan mudah ditemukan di sekitar Ubud, mulai dari hotel melati sederhana sampai hotel berbintang.
TIPS
Museum menerima kunjungan harian pukul 09.00-16.00 WITA dengan biaya Rp50 ribu per orang namun tak ada biaya untuk pengunjung di bawah umur 15 tahun.Untuk menyesuaikan kunjungan Anda dengan agenda pameran yang sedang berlangsung, silahkan cek di situs www.museumpurilukisan.com
TRANSPORTASI
Museum Puri Lukisan terletak di Jalan Raya Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, sekira 40 km dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Museum berada di jantung Ubud dan dikelilingi oleh kolam, kebun serta sawah sehingga diselimuti udara yang sejuk. Untuk menuju ke tempat ini, dari bandara lanjutkan perjalanan ke utara menuju Desa Batubulan. Ketika menemukan tanda ke arah Ubud, lanjutkan ke arah utara sekira 20 km lagi. Apabila berkendara dari Denpasar, Anda harus melewati Desa Celuk terlebih dahulu, kemudian menuju Mas dan Peliatan. Jika Anda berasal dari Kintamani, ada dua jalan yang bisa ditempuh yaitu via Bedulu dan Payangan.
KULINER
Museum dilengkapi dengan Museum Puri Lukisan Cafe yang buka mulai pukul 10.00 hingga museum ini tutup. Kafe yang letaknya tersembunyi ini memiliki hidangan-hidangan yang menarik dan harga yang masuk akal. Anda dapat menemukan kuliner lokal dan kuliner barat, makanan ringan, serta bermacam minuman yang dapat menemani santap siang hingga malam di tempat yang tenang.
KEGIATAN
Museum Puri Lukisan menawarkan pengunjung sebuah ruang pamer yang terlihat anggun dan dirawat dengan baik. Anda akan menyaksikan karya-karya seni yang luar biasa apik didukung oleh tata pencahayaan yang bagus. Sesekali di halaman museum akan terlihat anak-anak yang sedang belajar menari. Ternyata museum ini kerap dijadikan pelatihan sanggar tari untuk mengenalkan seni dan budaya kepada anak-anak sejak dini. Museum juga menyelenggarakan berbagai kelas belajar, seperti belajar kelas gamelan, melukis, suling, melukis klasik, melukis topeng, melukis batik, membuat wayang dan membuat ukiran kayu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar